Mengupas dalih tak berbukti
Jam pelajaran ke-2 telah usai. Bell tanda istirahat berbunyi kencang, sekencang detak jantung yang sudah tak sabar untuk segera merefresh otak yang sudah membuyar karena lapar. Aku dan temanku pergi ke kantin. Di perjalanan melewati lorong kelas, terdengar anak-anak lain sedang membicarakan guru baru kami yang menikah dengan teman sekelasku Rina. Aku memang tidak terlalu percaya dengan rumor yang sedang mereka bicarakan. Sesampainya di kantin, aku dan temanku lagi-lagi mendengar kabar itu. Padahal, kabar tersebut masih simpang siur dan belum terbukti kebenarannya. Ditambah lagi Rina yang sudah dua hari ini tidak masuk kelas tanpa keterangan setelah kabar itu beredar, makin membuat runyam hal tersebut. Dan otakku makin buyar saja mendengar kicauan para siswa +62. Tanpa terus terpaku pada mereka yang sedangbergumul, aku pun memesan makanan pada ibu kantin.
"Mie ayam 1 sama Es teh nya 1 Bi. Den! Lu mau pesen apa?" Tanyaku pada Deni.
"Gua ngikut dah," jawabnya.
"Mie ayam sama Es teh nya jadi 2 ya Bi," Lanjutku memesan makanan.
"Okeh, siap! Komandan Ibeng". Sahut Bibi kantin sambil berlaga seorang prajurit.
Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Bibi kantin meletakkannya satu per satu di meja kami.
"Agan, udah pada tahu kabar soal si rina?" tanya bu kantin.
"Aduuuh, kabar maenstream itu lagi. Udah bu, cuman Ibeng gak terlalu anggap, soalnya masih simpang siur". Jawabku.
"Eh Gan,ko masih ragu. Si Rina kan cantik terus anaknya centil lagi. Ya pantes aja kalo Pak Yunardi suka, apalagi katanya sampe nikah juga". Bu kantin meyakinkanku dan Deni.
"Bisa jadi bu!," Kata Deni.
Sesaat ku berfikir dan mulai termakan omongan Bibi kantin, meskipun sebenarnya masih ragu.
"Emang Bibi dapet infonya dari mana? Apa kondangan ke rumah si Rina?" tanya Deni pada Bibi kantin.
"Kagak sih, Bibi tahunya dari postingan Arif, lewat ke beranda Bibi. Postingannya udah dibagiin ratusan kali sama Siswa sini." Jelasnya.
"Tuh kan Bi, itu mah belum tentu bener. Mending tabbayun dari pada nanati jatuhnya ke fitnah," tegas ku dengan yakin.
"Iya juga si," tempas Bibi kantin.
"Mendingan kita temuin aja Arif, tapi sebelumnya kita ke ruang TU aja," ajak ku.
"Yaudah ayok Beng," ajak Deni.
"Lah, lah, makan dulu Mie nya. Mubazir," cegah Bibi kantin.
"Ya iyalah,Bi, Kita kan laper," jawabku.
Kami pun makan Mie ayam yang sudah mulai mendingin tersebut karena terlalu lama mengobrol. Setelah menghabiskan makanan, kami pun pergi ke ruang TU dan menanyakan informasi tersebut., namun menurut kepala TU ia tidak mengetahui kabar tersebut. Kemudian staf TU menghubungi Guru BK dan juga Arif yang menyebarkan kabar tersebut.
Setelah ditanyai mengenai apa yang ia lakuka, dalam keterangannya Arif menuturkan bahwa Ia hanya membagikan postingan terakhir Rina yang tanpa keterangan sedang berdampingan dengan Guru baru tersebut serasi memakai pakaian pengantin. Tanpa menguji kebenarannya, Ia langsung membagikannya dan menambahkan keterangan "SAMAWA". Bu BK kami yang biasanya garang tersebut, malah tertawa terbahak-bahak.
"Arif, Arif... Kamu tuh ada-ada aja. Lain kali kalo bagiin postingan orang itu kaji dulu kebenarannya. Liat sekarang! Orang-orang pada ghibah, dan hampir ada yang berfikir negatif," kata Bu BK sambil tertawa.
"Maksud Ibu?" tanya Arif bingung.
"Maksud Ibu, ya yang Kamu bagiin sama persepsi mereka itu salah. Itu gak seperti yang Kalian lihat. Mereka itu abis main teater di festival sebagai sepasang pengantin, BUKAN MENIKAH!" pungkasnya kembali garang.
"Oh jadi begitu Bu. Terus Rina sama Pak Yunardi kemana Bu?" tanyaku penasaran.
"Rina tadi nelpon Ibu, Dia bilang abis nengok Neneknya yang sedang sakit di Kampung. Disana gak ada signal. Waktu itu Dia gak sempat buat bikin surat karena buru-buru. Sedangkan Pak Yunardi, Dia masih dalam tahap training. Jadi, belum bisa ngajar di jadwal. Dan kamu Arif, jangan sampai kamu ulangi lagi hal seperti itu. Itu bisa merugikan orag lain apalagi terhadap reputasi mereka di masarakat. Dan khususnya kamu Arif. Kamu bisa saja mendapat pasal pencemaran nama baik." Tegasnya sambil menasehati arif.
"Iya Bu, saya minta maaf. Saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Saya juga akan minta maaf sama Rina dan Pak Yunardi akan hal tersebut, serta memberitahukan kepada semua orang yang sudah menyebarkan dan mempercayai kabar tersebut bahwa itu tidak benar," kata Arif sambil tertunduk malu.
"Baiklah Ibu tunggu action nya," sahut Bu BK pada arif.
Setelah itu Aku dan Deni keluar ruangan, sedangkan Arif masih berbincang dengan Bu BK. Dari sana aku belajar untuk lebih bijak lagi dalam mengolah informasi, bahwa terkadang yang kita lihat itu tidak selalu sama dengan fakta sebenarnya. Pahami, telusuri, dan analisa terlebih dahulu suatu informasi, baru kita bisa memutuskan.
#contohcerpenpentingnyamengolahinformasi
#andrianland
Comments
Post a Comment